Jadi Akses Masyarakat ke Pasar Lantai Jembatan Gantung ke Lubuk Bandung Hilir Butuh Perbaikan
PASIR PANGARAIAN-Jembatan gantung sebagai akses jalan masyarakat Lubuk Bandung Hilir Desa Koto Tinggi Kecamatan Rambah ke Pasar, kini sudah lapuk dan perlu perbaikan.
Bahkan bagian sejumlah lantai jembatan yang panjangnya sekitar 25 meter, sudah terlihat rusak. Bahkan warga, sudah kerap mengganti papan lantai jembatan, namun tetap rusak lagi. Malahan bagian lantai di tengah-tengah jembatan, berlubang dan cukup membahayakan, kini hanya diberikan dua helai papan yang dilintangkan di tengahnya.
Sejumlah warga yang kebetulan melintas di jembatan gantung dari Pasar menuju ke Dusun Lubuk Bandung Hilir, Adi mengakui, jembatan tersebut akses satu-satunya bagi masyarakat yang akan bepergian ke pasar, termasuk lintasan anak sekolah saat akan pergi maupun pulang sekolah. Tapi, sejak rusak, mengakibatkan warga was-was karena khawatir jembatan rubuh ke sungai.
“Berharap jembatan bisa diperbaiki, karena akses itu yang terdekat untuk bisa capai kota Pasir Pangaraian dan Pasar. Saat ini, dengan kondisi lantai jembatan yang sudah berlubang dan mulai lapuk, membuat kami khawator dan was-was jembatan rubuh saat dilintasi orang dan sepeda motor,”harap Adi.
Apalagi jelas warga lainnya, Tony, jembatan gantung itu diharapkan bisa dibangun permanen, atau minimal semi permanen. Sehingga tidak mengganggu akses alternatif warga dari Pasirpangaraian ke Jalan Lingkar. Bahkan sejumlah warga, sudah berkordinasi dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Rohul agar secepatnya diperbaiki, tapi sayangnya belum terakomodir keinginan warga.
Sementara itu, di tempat terpisah diakui Kades Koto Tinggi, Asmi Jumairi mengatakan, memang jembatan gantung di desanya sudah seharusnya diperbaiki. Bahkan menurutnya, sebulan lalu warga sudah bergotong-royong memperbaiki jembatan di atas Sungai Kaiti tersebut.
“Namun karena aktifitas warga ramai melintasi jembatan itu, walaupun hanya untuk pejalan kaki dan sepeda motor saja, jembatan rusak kembali, sehingga perlunya perbaikan total,”harap Kades Koto Tinggi, di kantornya, Senin (20/10/2014).
Akses Jalan ke Perkebunan Masyarakat Juga Butuh Perbaikan.
Selain jembatan gantung, Kades Koto Tinggi, Asmi Jumairi mengakui, warga juga membutuhkan infrastruktur pembangunan jalan ke kawasan usaha perkebunan warga tempatan.
Apalagi jalan menuju ke perkebunan warga hanya sekitar 2 kilometer saja. Bukan hanya itu termasuk butuh jembatan sepanjang 30 meter di atas Sungai Batang Lubuh Dua, untuk menghubungkan Jalan Lingkar Pasir Pangaraian dengan Desa Pasir Baru di Kecamatan Rambah.
Bahkan diakuinya,, jalan usaha ke perkebunan warga yang luasnya capai puluhan hektar, baik karet, kelapa sawit juga padi dan tanaman palawija lainnya, jalannya masih tanah dan hanya bisa dilalui sepeda motor saja. Pihak desa sendiri, sudah menghitung bila jalan itu dibangun dengan pengerasan pasir batu, membutuhkan dana sekitar Rp500 juta, termasuk untuk pembangunan gorong-gorong.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (BMP) Rohul, Drs H.Muhammad Rivai terkait hal itu mengakui, bahwa kerusakan jembatan gantung di Lubah Hilir disebabkan becak barang. Padahal, jembatan dengan lebar sekitar 3 meter itu, khusus bagi pejalan kaki dan sepeda motor.
“Nanti kita akan mencoba melihat dulu kondisinya. Bila memang sudah lapuk akan diperbaiki dan diajukan dananya,”jelas Rivai.
Ditanya terkait keinginan warga membangun jalan usaha ke perkebunan, agar terbukanya akses jalan ke Desa Pasir Baru, diakui Rivai, untuk jalan itu wewenang Dinas Pertanian, sedangkan Dinas BMP Rohul hanya berwewenang untuk membangun jalan umum. (pian)
