MTQ dan FSQ Ciptakan Generasi Muda Tangguh Membolo Labuhanbatu

MTQ dan FSQ Ciptakan Generasi Muda Tangguh Membolo Labuhanbatu

Labuhanbatu,Portalriau.com- Kabupaten Labuhanbatu akan segera mengadakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Hadits yang ke-52 serta Festival Seni Qasidah (FSQ) yang ke- 37 tingkat Kabupaten Labuhanbatu dilaksanakan selama 5 hari bertururt-turut dari tanggal 7 s/d 11 Maret 2023, yang bertempat di Halaman Masjid Raya Al Ikhlas Ujung Bandar Kecamatan Rantau Selatan. Adapun Tema dari Musabaqoh Tilawatil Qur’an Hadits yang ke-52 serta Festival Seni Qasidah yang ke- 37 Tahun 2023 ini adalah “ MENCIPTAKAN GENERASI TANGGUH DALAM MEMBOLO LABUHANBATU DEMI MEWUJUDKAN MASYARAKAT LABUHANABTU YANG BER AKHLAK, SEJAHTERA DAN MAJU”

Cabang yang akan diperlombakaan di Musabaqoh Tilawatil Qur’an Hadits adalah:

1. Cabang tilawah dewasa, remaja dan qira’at saba’ah

2. Cabang tilawah anak – anak dan tartil

3. Cabang tahfiz 1 juz dan 5 juz

4. Cabang tahfiz 10, 20, 30 dan tafsir

5. Cabang hadists

6. Cabang fahmil qur’an

7. Cabang syarhil qur’an

8. Cabang khattil qur’an

9. Cabang musabaqah karya tulis ilmiah al – qur’an ( ktiq )

Sedangkan cabang yang akan di perlombakan di festival seni qasidah adalah:

  1. Seni qosidah

  2. Pop religi golongan anak-anak, remaja dan dewasa

  3. Bintang vokalis golongan anak-anak, remaja dan dewasa

Sejarah Musabaqah Tilawah Al-Qur’an (MTQ) di Indonesia

Di Indonesia, tilawah al-Qur’an telah menjadi bagian dari kebudayaan yang hidup dalam masyarakat. Buktinya antara lain dalam berbagai upacara telah terbiasa dibuka dengan pembacaan alQur’an, terdapat berbagai pengajian, kursus, diklat seta kegiatan lain yang bersifat individual atau training center tentang tilawah al-Qur’an, dan juga adanya penyelenggaraan perlombaan (musabaqah) tilawah al-Qur’an.

Musabaqah Tilawah al-Qur’an (MTQ) adalah lomba membaca al-Qur’an dalam lagu. Di Indonesia, MTQ diperkenalkan sejak tahun 1940, bermula dari berdirinya Jam’iyyah al-Qurra’ wa alHuffadz, sebuah institusi yang didirikan oleh Nahdhatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia. Kemudian beberapa tahun berselang, ketika Menteri Agama dijabat oleh KH. Muhammad Dahlan (1967-1971), MTQ mulai dilembagakan secara nasional. Beliau bersama Prof. KH. Ibrahim Hossen adalah pemprakarsa pertama penyelenggaraan Musabaqah Tilawah al-Qur’an (MTQ) tingkat nasional. Kedua tokoh ini juga bersama KH. Zaini Miftah, KH. Ali Mansyur dan Prof. Dr. H.A. Mukti Ali pada 23 Januari 1970 membentuk yayasan Ihya ‘Ulumuddin, yang setahun kemudian merintis berdirinya Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an (PTIQ), sebuah perguruan tinggi yang secara khusus mengajarkan seni baca dan menghafal al-Qur’an serta mengkaji ilmu – ilmu yang ada di dalamnya. Adapun Lembaga Pengembangan Tilawah al-Quran (LPTQ) adalah organisasi di dalam Kementerian Agama yang bertanggung jawab menyelenggarakan acara MTQ tersebut. Para pembaca (baik pria dan wanita) dari seluruh Indonesia dapat berpartisipasi dalam perencanaan dan implementasi kompetisi ini, serta dapat memilih kontestan mereka dan menyiapkan delegasi untuk kompetisi tersebut.

Pada bulan Ramadhan tahun 1968, MTQ pertama kali diselenggarakan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kala itu hanya melombakan tilawah dewasa saja, yang melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan. Khusus untuk MTQ Wartawan (pekerja jurnalis baik cetak maupun elektronik) diselenggarakan secara rutin tiga tahun sekali.

Dari fenomena musabaqah ini, setidaknya ada dua macam misi yang hendak diwujudkan oleh umat Islam Indonesia. Pertama, syi’ar Islam. Walaupun niat luhur di balik kegiatan semarak ini adalah demi Allah semata, musabaqah ini tidak lepas dari dimensi sosialnya sebagai sebuah eksibisi. Kedua, tujuan internal. Dengan menyelenggarakan perlombaan rutin yang mempertandingkan ‘jago-jago’ antar wilayah dari mulai tingkat kecamatan hingga tingkat internasional, diharapkan agar masing – masing pemegang kebijakan di semua wilayah mendorong dan mendukung aktivitas-aktivitas pembelajaran Al Quran.

Perkembangan Musabaqah Tilawah Al-Qur’an (MTQ) dari Masa ke Masa

Dalam sejarah perkembangannya, MTQ merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh beberapa organisasi dan lembaga swasta dan masyarakat. Namun pada perkembangan selanjutnya, kegiatan tersebut diadaptasi dan diorganisasi oleh pemerintah. Sejarah mencatat, pada tahun 1966 telah lahir BAKOPTIQ (Badan Koordinasi Pembinaan Tilawah al-Qur’an) di Sumatera Selatan. Badan tersebut bertugas untuk melakukan pembinaan terhadap tilawah al-Qur’an.

Namun kemudian, BAKOPTIQ berubah nama menjadi LPTQ (Lembaga Pengembangan Tilawah al-Qur’an) yang masih eksis dan bertahan sampai sekarang. Dalam usahanya mengembangkan tilawah al-Qur’an, pemerintah membentuk PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur’an) di Lebak Bulus, Jakarta. PTIQ ini hanya khusus untuk mahasiswa laki-laki. Sedangkan untuk mahasiswa perempuan, dibentuklah IIQ (Institut Ilmu al-Qur’an) yang bertempat di Ciputat, Jakarta.

Dalam catatan, untuk pertama kali MTQ diselenggarakan di Makassar (Sulawesi Selatan) pada bulan Ramadhan 1968. Sedangkan MTQ kedua dilaksanakan di Lapangan Merdeka Banjarmasin, Kalimantan Selatan tahun 1969, yang mengantarkan tuan rumah meraih berbagai prestasi dan kejuaraan, seperti H. Mawari dan lain-lain, sehingga Kalimantan Selatan selalu diperhitungkan di berbagai kegiatan. Selanjutnya MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta. Kini MTQ sudah berlangsung selama 24 kali. MTQ ke-24 dilaksanakan di Maluku pada bulan Juni 201210, dan MTQ nasional ke -25 diadakan di Batam tanggal 07-16 Juni 2014. Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan MTQ juga dilaksanakan oleh berbagai instansi atau organisasi secara khusus, seperti MTQ Mahasiswa Nasional yang telah berlangsung sebanyak 12 kali, dan terakhir dilaksanakan oleh Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Sulawesi Selatan pada tahun 2012.

Pada mulanya, Musabaqah Tilawah al-Qur’an hanya mempertandingkan daya tarik suara atau keindahan dalam pembacaan ayat-ayat al-Qur’an saja. Penamaan Musabaqah Tilawah al-Qur’an pun secara historis dapat dipahami dari kegiatan yang pertama kali dipertandingkan dalam MTQ ini. Selain Musabaqah Tilawah al-Qur’an, event lain yang sejenis dan turut diadakan adalah Seleksi Tilawah al-Qur’an (STQ). Bedanya, dalam STQ ini bidang/cabang lomba yang diadakan cenderung lebih sedikit. Semenjak launching pertamanya tersebut, cabang-cabang lomba dalam MTQ mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya, pada tahun 1968—tahun pertama diadakan—, cabang lomba yang dikompetisikan baru sebatas lomba tilawah al-Qur’an tingkat dewasa. Berbeda dengan sekarang yang telah memiliki beberapa macam lomba, yakni Musabaqah Tilawah al-Qur’an (MTQ), Musabaqah Hifdz al-Qur’an (MHQ), Musabaqah Syarh al-Qur’an (MSQ), Musabaqah Fahm alQur’an (MFQ), Khath al-Qur’an, Tafsir al-Qur’an, serta Musabaqah Menulis Ilmiah al-Qur’an (M2IQ).(Toni)

Berita Terkait

Bupati Labuhanbatu: " ormas salah satu elemen penting mensukseskan program pemerintah"

Labuhanbatu, portalriau.com- "Ormas merupakan salah satu elemen penting di dalam masyarakat yang dapat mewujudkan dan membantu pemerintah daerah dalam menjalankan roda-roda pemerintahan sekaligus turut mensukseskan…...

Staf Ahli Bupati Pimpin Rakor Lintas Sektor Implementasi ILP di Labuhanbatu

Labuhanbatu, Portalriau.com- Staf Ahli Bupati Labuhanbatu M. Rizaldi memimpin rapat Koordinasi Lintas Sektor dalam Implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP) bertempat di Ballroom Lt. 3 Platinum…...

Koramil 03 Mandau, Kapten Arh. Jemirianto Pisah Sambut Dengan Kapten Czi. Suratmin

DURI – Kurang lebih tiga tahun menjabat sebagai Komandan Koramil 03/Mandau, Kapten Arh. Jemirianto beserta Ny. Dina Jemirianto mendapat amanah baru untuk bertugas sebagai Danramil…...

Wabup Labuhanbatu Ajak Seluruh Ormas Wujudkan Visi Misi

Labuhanbatu, Portalriau.com- Wakil Bupati Labuhanbatu H. Jamri mengajak seluruh ormas yang ada di untuk bekerjasama mewujudkan visi misi membangun desa menata kota slogan pemerintahan Kabupaten…...

Ikasmaplus Rantauprapat Sambut Angkatan Ke 27, Bupati Labuhanbatu Sampaikan Motivasi

Labuhanbatu, Portalriau.com- Bupati Labuhanbatu, dr Hj. Maya Hasmita Sp.OG M.KM, menghadiri penyambutan angkatan ke-27 SMA Negeri 3 Rantau Utara yang diselenggarakan Ikatan Alumni SMA Plus…...